Penyebab Skor Kredit Anjlok: Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari

Skor kredit merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kelayakan seseorang untuk mendapatkan pinjaman atau layanan keuangan lainnya. Skor kredit yang buruk dapat menghambat akses terhadap fasilitas pinjaman, kartu kredit, bahkan menyulitkan dalam urusan keuangan lainnya. Berikut beberapa penyebab umum yang dapat menurunkan skor kredit seseorang:

1. Terlambat Membayar Tagihan

Salah satu penyebab paling signifikan dari skor kredit buruk adalah keterlambatan dalam membayar tagihan, baik untuk kartu kredit, cicilan, maupun pinjaman lainnya. Riwayat pembayaran memiliki bobot yang sangat besar dalam penilaian skor kredit, sehingga setiap keterlambatan akan berdampak negatif. Pembayaran yang terlambat lebih dari 30 hari sering kali dilaporkan ke biro kredit, yang bisa langsung menurunkan skor.

2. Penggunaan Kredit yang Terlalu Tinggi (High Credit Utilization)

Penggunaan kredit yang melebihi batas wajar juga menjadi faktor utama penurunan skor kredit. Jika seseorang terus menggunakan hampir seluruh limit kreditnya, hal ini menunjukkan risiko keuangan yang lebih tinggi bagi lembaga keuangan. Idealnya, penggunaan kredit sebaiknya berada di bawah 30% dari total limit kredit yang tersedia.

3. Membuka Terlalu Banyak Aplikasi Kredit

Mengajukan terlalu banyak aplikasi kredit dalam waktu singkat juga dapat menurunkan skor kredit. Setiap kali seseorang mengajukan kredit, lembaga keuangan akan melakukan hard inquiry, yang berdampak pada penurunan skor kredit, meskipun hanya sementara. Jika pengajuan dilakukan terlalu sering, ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang dalam masalah keuangan.

4. Melewatkan Pembayaran Utang Secara Menyeluruh

Tidak membayar utang secara menyeluruh atau bahkan mengabaikan pembayaran utang adalah salah satu penyebab utama skor kredit buruk. Jika sebuah akun utang dibiarkan tidak terbayar, ini dapat menyebabkan charge-off (utang tidak dapat ditagih), yang berdampak sangat negatif pada skor kredit. Bahkan, jika utang tersebut beralih ke perusahaan penagih utang, catatan ini akan tetap ada dalam laporan kredit selama bertahun-tahun.

5. Pengabaian Kewajiban Finansial Lain

Tidak hanya pembayaran kartu kredit atau pinjaman, kewajiban finansial lain seperti tagihan listrik, air, dan telepon yang tidak terbayar juga bisa berdampak pada skor kredit. Jika tagihan tersebut dilaporkan ke biro kredit, mereka akan menambah daftar riwayat negatif dalam laporan kredit.

6. Riwayat Kebangkrutan (Bankruptcy)

Kebangkrutan adalah salah satu alasan paling ekstrem yang dapat merusak skor kredit. Jika seseorang dinyatakan bangkrut, catatan kebangkrutan akan tetap ada dalam laporan kredit hingga 7-10 tahun, tergantung jenis kebangkrutan yang diajukan. Kebangkrutan adalah sinyal kuat bagi pemberi pinjaman bahwa seseorang tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.

7. Menutup Akun Kredit Terlalu Cepat

Menutup akun kredit yang lama bisa berdampak buruk pada skor kredit. Skor kredit juga mempertimbangkan lamanya riwayat kredit yang dimiliki oleh seseorang. Menutup akun kredit yang telah ada dalam waktu lama akan mengurangi durasi total riwayat kredit dan bisa menurunkan skor kredit, terutama jika akun tersebut adalah satu-satunya akun kredit yang memiliki sejarah baik.

8. Jumlah Utang yang Terlalu Tinggi

Jika total utang yang dimiliki seseorang terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan atau aset yang dimilikinya, hal ini dapat menandakan risiko kredit yang lebih tinggi. Lembaga keuangan akan mempertimbangkan rasio utang terhadap pendapatan (debt-to-income ratio) dalam menilai kelayakan kredit. Semakin tinggi jumlah utang, semakin besar risikonya.

9. Kartu Kredit Tidak Aktif

Kartu kredit yang jarang digunakan atau dibiarkan tidak aktif dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi skor kredit. Sistem penilaian kredit lebih suka melihat aktivitas reguler dan penggunaan kredit yang sehat. Jika tidak ada aktivitas, kreditor mungkin melihatnya sebagai kurangnya tanggung jawab finansial.

10. Penolakan Pinjaman atau Kredit

Jika seseorang sering kali ditolak ketika mengajukan pinjaman atau kartu kredit, penolakan ini juga dapat berdampak negatif pada skor kreditnya. Meskipun penolakan tidak langsung menurunkan skor, sering mengajukan kredit setelah ditolak bisa menyebabkan skor kredit turun lebih jauh.

Cara Meningkatkan Skor Kredit yang Buruk

Setelah mengetahui penyebab utama dari skor kredit buruk, berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaikinya:

  • Bayar tagihan tepat waktu secara konsisten.
  • Jaga penggunaan kredit di bawah 30% dari total limit kredit.
  • Hindari pengajuan kredit yang berlebihan dalam waktu singkat.
  • Lunasi utang yang ada dan hindari menambah utang baru.
  • Pertahankan akun kredit yang sudah lama terbuka.

Menjaga skor kredit tetap sehat adalah bagian penting dari keuangan pribadi yang stabil. Dengan memahami faktor-faktor yang dapat menurunkan skor kredit, seseorang bisa lebih proaktif dalam mengelola keuangan dan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan atau meningkatkan skor kredit mereka.

Leave a Reply