Dibalik Harga Emas yang Melonjak Apa yang Perlu Kamu Tahu?

Emas adalah logam mulia yang memiliki warna kuning berkilau, bersifat lunak, dan mudah dibentuk. Dalam dunia keuangan dan investasi, emas dipandang sebagai aset yang bernilai tinggi dan sering dijadikan alat lindung nilai (hedging) terhadap inflasi maupun ketidakpastian ekonomi.

Secara kimia, emas memiliki simbol Au (dari bahasa Latin Aurum) dan termasuk dalam unsur yang tidak mudah bereaksi dengan zat lain, sehingga tahan terhadap korosi atau oksidasi. Emas telah digunakan selama ribuan tahun sebagai alat tukar, perhiasan, hingga cadangan devisa negara.

Emas bukan hanya perhiasan berkilau, tapi juga dikenal sebagai safe haven atau aset aman. Di tengah ketidakpastian ekonomi, harga emas sering kali melonjak tajam

​Harga emas di Indonesia sejauh ini mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2025 khususnya untuk Q1 2025, dengan harga per gram mencapai sekitar Rp1.916.000 pada pertengahan bulan April dan terus meningkat menjadi Rp1.975.000 keesokan harinya hampir menyentuh angka Rp 2.000.000 per gramnya.

Faktor-Faktor Penyebab Kenaikan Harga Emas

  1. Ketidakpastian Ekonomi Global
    Ketegangan geopolitik, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang sedang memanas saat ini, serta kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat yaitu Donald Trump, telah meningkatkan ketidakpastian ekonomi global. Situasi ini mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas, sehingga permintaan dan harganya meningkat secara pesat sejauh Q1 2025 ini.
  2. Inflasi yang Tinggi
    Lonjakan inflasi, terutama di Amerika Serikat, membuat emas semakin diminati sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli mata uang. Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, menegaskan bahwa inflasi yang tinggi dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, yang secara tidak langsung memengaruhi harga emas .
  3. Kebijakan Moneter dan Suku Bunga
    Penurunan suku bunga oleh bank sentral, seperti The Fed, membuat instrumen investasi berbunga menjadi kurang menarik. Akibatnya, investor beralih ke emas yang tidak memberikan bunga namun dianggap lebih stabil nilainya .
  4. Permintaan dari Bank Sentral dan Investor Institusional
    Bank-bank sentral di berbagai negara, termasuk China, Rusia, India, dan Turki, aktif membeli emas untuk menambah cadangan devisa mereka. Peningkatan permintaan ini turut mendorong harga emas naik .
  5. Nilai Tukar uang Dolar AS
    Harga emas internasional dihitung dalam dolar AS. Ketika nilai dolar melemah, harga emas dipastikan cenderung naik karena menjadi lebih murah bagi investor dengan mata uang lain.

Dampak Kenaikan Harga Emas

  • Inflasi Domestik: Di Indonesia, kenaikan harga emas berkontribusi pada inflasi itu sendiri, terutama dalam kategori perhiasan emas. Perhiasan emas mengalami inflasi tahunan sepanjang tahun 2025.
  • Minat Investasi: Meskipun harga emas tinggi, masyarakat tetap tertarik berinvestasi dalam emas karena dianggap sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi .​
  • Pertimbangan Investasi: Kenaikan harga emas yang signifikan membuat calon investor perlu mempertimbangkan waktu dan strategi investasi yang tepat untuk memaksimalkan keuntungannya, namun membeli emas di harga yang tinggi pun bisa rugi karena beberapa kalangan masyarakat membeli emas dengan panic buying, sejauh ini emas sudah turun kembali dan ini menjadi hal yang cukup merugikan bagi masyarakat yang sudah membeli emas di harga yang sedang tinggi-tingginya.

Lonjakan harga emas di Indonesia pada tahun 2025 dipengaruhi oleh kombinasi faktor global seperti ketidakpastian ekonomi, inflasi, kebijakan moneter, dan permintaan dari bank sentral. Meskipun harga tinggi dapat memberikan keuntungan bagi investor yang sudah memiliki emas, calon investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan strategi investasi yang tepat.

Tags: emas

Leave a Reply